Home » » Buka Luwur

Buka Luwur




BUKA LUWUR

Daerah kudus sudah tersohor diseluruh pelosok wilayah akan ketenaran namanya sebagai kota kretek, Namun julukan yang sudah tenar itu tidak membuat masyarakat berbangga diri (dalam arti sombong). Akan tetapi masyarakat kudus menjadi  terlihat sebagai sosok yang selalu menghargai yang lebih tua. Hal ini tersimbol pada bangunan tempat istirahat sebelum memasuki makam sunan kudus. Yang mana pada bangunan tersebut mempunyai atap lebih rendah dari atap-atap rumah pada umumnya.
Tidak lebih dari itu masyarakat kudus juga sangat menghargai orang-orang yang telah berjasa dalam mengembangkan daerah tempal tinggalnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Seperti contoh sunan kudus yang telah berjasa dalam pembangunan kudus lebih baik , mendidik masyarakat untuk saling menghargai orang-orang yang tak sepaham dengannya.
Perjuangannya mengundang simpati masyarakat untuk selalu menjaga dan merawat tempat persinggahan beliau yang terahir. Terbukti setiap tahunnya selalu diadakan acara buka luwur yang mana acara yang digelar berisi “Penggantian luwur (kain yang tertempel disekitar makam) dengan kain yang baru, dilanjutkan dengan acara-acara yang lain. yang mana ada satu moment yang tidak kalah pentingnya bagi semua kalangan masyarakat yaitu pembagian nasi”
Kegiatan buka luwur saat pembagian nasi mengundang antusias masyarakat dipenjuru daerah hanya untuk mendapatkan sebungkus nasi . tak kenal muda tua ataupun kecil, mereka datang dengan semangat motivasi yang tinggi walaupun mereka sudah tahu bahaya apa yang terjadi dalam lingkungan pengambilan nasi .
Pemngambilan nasi ini biasa dimulai setelah salat subuh dan berahir sekitar jam dua belas atau bahkan kurang  dari jam dua belas.
Tragedi-tragedi yang seringkali terjadi dan dialami orang-orang yang berusaha mengambil nasi dalam acara ini antara lain:
·      Kehilangan Perabotan yang dipakai biasanya karna dicopet, atau karna lupa menaruhnya
·      Pingsan ditengah-tengah kerumunan masyarakat
·      Luka-luka akibat desakan ratusan orang

·      Suasana bingung karna berpisah dengan keluarga atau rombongannya. Dll
Namun kegiatan ini ada yang menjadikannya sebagai ajang mencari uang. Mereka rela berdesak-desakan yang setelah mendapatkannya, mereka langsung lari ke sepanjang jalan untuk menawarkannya kepada orang-orang yang melewati jalan . Biasanya hanya berkisar harga antara lima ribu sampai sepuluh ribu. Kemudian setelah laku terjual kembali lagi mencari nasi dan mengambilnya dan hal terahir adalah mengambilnya.

1 komentar:

  1. Sebagai Masyarakat yang berpendidikan kita seharusnya tidak hanya membangga-banggakan tradisi yang ada namun kita perlu untuk melestarikannya....
    semoga dengan cara blog competition ini dapat menumbuhkan semangat belajar serta mengetahui tentang apa yang seharusnya kita lakukan dimasa ynang akan datang umtuk menjadi yang lebih baik meskipun bukan yang terbaik

    BalasHapus

Popular Posts

Random Post

Comment

 
Support : MA NU IBTIDAUL FALAH
Copyright © 2013. Tradisi Lokal - All Rights Reserved
Oleh : USTHUR RAA'ID
Di Dukung : Blogger