Home » » Tradisi perilaku masyarakat

Tradisi perilaku masyarakat




Datang Tak Dijemput Pulang Tak Diantar



Prinsip yang biasanya terpakai untuk mantra jelangkung ini ternyata sudah membudaya dan terpakai sejak zaman dahulu oleh masyarakat pada umumnya . Didaerah kudus prinsip ini telah berjalan beberapa tahun.Hal ini menjadi pertanda sebagai ciri husus dari jiwa suatu masyarakat. Lalu timbul suatu pertanyaan dari berbagai kalangan “ Apa yang menjadi bukti bahwa prinsip ini telah melekat dalam diri masyarakat ?”
Kegiatan masyarakat seringkali terlihat mata sampai tak terhitung jumlahnya, sebab terlalu banyak keanekaragamannya. Coba kita amati mengenai hal yang satu ini.Disaat salah seorang mengumumkan pengumuman mengenai kegiatan gotong royong ataupun tindakan yang sejenisnya tanpa harus mengatakan kewajiban pada warga sekelilingnya. Respon baik akan dikeluarkan dari masyarakat sekitar, mereka akan berlomba-lomba mengikuti perintah yang telah di umumkan meskipun tanpa menggunakan kata “WAJIB” dalam melakukan menjalankan kata perintah. Terlihat ketika seseorang tidak ada waktu kesempatan mengikuti kegiatan gotong royong ataupun sejenisnya,ada kerelaan untuk memberi upah kepada orang lain ataupun menanggung biaya yang akan diperlukan dalam kegiatan ini. Kebanyakan tindakan ini dilakukan oleh sebagian besar kaum adam .
Kaum hawa tidak lagi mau kalah dalam menunjukkan prinsip jelangkung, mereka akan berbondong-bondong membawa makanan yang ditujukan pada kaum adam ataupun kaum hawa yang ikut serta dalam kegiatan ini. Kedaan para wanita ini juga tidak dimotori dengan surat permintaan maupun hal-hal lain yang berisi permohonan mengirim konsumsi.
“ Aku nek dikandani ono kegiatan seng kanggo masyarakat. Bakalane tak usahak.no ngirim petil-petilan mundak mung sitik jumlahe.” Tutur bu jamilah. Begitulah tanggapan dari masyarakat sekitar mengenai hal ini.
Pengumuman yang tanpa sepengetahuan ataupun tak terberitakan sekalipun masih bisa menggugah masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan . seperti adanya istilah sambatan beri’an ataupun istilah yang lainnya.
Namun dibalik kebaikan seseorang pasti menyimpan sifat kurang baik yang tidak kalah pentingnya untuk dikupas lalu menggantikannya menjadi sesuatu yang lebih baik. Keadaan yang satu ini berbanding terbalik dengan keadaan diatas. Justru Ketika salah seorang masyarakat dimintai bantuan melewati surat,proposal atau sejenisnya, munculnya rasa ikhlas dalam diri masyarakat kurang begitu ada. Atau bahkan terdengar suara mengerutu dari dalam diri masyarakat.
Skandal mengenai hal ini belum diperoleh obat penawar untuk memperbaiki menjadi keadaan yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Random Post

Comment

 
Support : MA NU IBTIDAUL FALAH
Copyright © 2013. Tradisi Lokal - All Rights Reserved
Oleh : USTHUR RAA'ID
Di Dukung : Blogger